Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang melalui Kesbangpol Kota Semarang bekerja sama dengan Forum Komunikasi Ormas Semarang Bersatu (FKSB) telah menyelenggarakan Ormas Award 2024.
Acara yang digelar pada Rabu malam (31/07) di Hotel Khas Semarang ini telah mengumumkan enam ormas di Kota Semarang dengan pelayanan publik terbaik di 6 kategori yang berbeda.
Untuk kategori Pendidikan diraih oleh Komunitas Wedangjae, kategori Keagamaan diraih oleh PD Aisyiyah, kategori Kesehatan diraih oleh Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI).
Selanjutnya kategori Lingkungan Hidup diraih oleh Bank Sampah Tembalang, Kategori Ekonomi dan UMKM diraih oleh Muslimat NU dan kategori Sosial Kemanusiaan diraih oleh Pemuda Pancasila.
Para pemenang ditentukan setelah melewati 3 tahapan seleksi oleh panitia.
Yaitu tahap seleksi administrasi, tahap presentasi program unggulan, dan tahap verifikasi lapangan.
Ketua Komunitas Wedangjae, Doni Riadi, dalam releasenya mengatakan, Wedangjae saat ini memiliki beberapa program unggulan.
Program komunitas Wedangjae diantaranya yaitu penguatan literasi baca tulis masyarakat dengan pelatihan menulis dan menerbitkan buku, dan penguatan literasi digital, melalui sekolah MAMI (Mak-Mak Melek IT).
Komunitas Wedangjae juga memiliki perpustakaan digital (digital library), sebagai penunjang kegiatan literasi komunitas.
“Jadi, sebenarnya kami bukan kumpulan pedagang wedang jahe, tapi aktivis yang sering berdiskusi di angkringan sambil menikmati wedang jahe yang hangat.” jelas Doni.
“Angkringan itu ikon rakyat, inilah yang menjadi identitas kami. Diabadikan dengan akronim Wedangjae yang merupakan singkatan dari Wacana dan Analisis Jurnalisme Empatik”, tambah Doni.
“Intinya, kami punya cita-cita agar masyarakat itu menjadi literat. Dengan demikian, masyarakat menjadi kritis terhadap informasi. Tidak mudah termakan hoax,” lanjut Doni.
Doni juga mengungkapkan bahwa komunitas Wedangjae bermaksud menjadikan informasi dan teknologi menjadi media yang produktif dan bermanfaat.
“Materi sekolah MAMI misalnya, dengan segmen ibu-ibu PKK, saat pertama diluncurkan, itu bisa memprediksi Judol (Judi Online) akan menjadi salah satu penghancur keluarga. Dan ternyata benar, saat ini Judol marak dan perlu atensi serius dari para pihak”, pungkas Doni.
Komunitas Wedangjae mempunyai sekretariat di Puri Dinar Elok RW XX Kelurahan Meteseh Kecamatan Tembalang.
Estu Pitarto, Sekretaris Komunitas Wedangjae mengatakan pihaknya siap bekerja sama dengan siapa saja dari beragam kalangan.
Baik dari kalangan ibu-ibu rumah tangga, para pendidik dan bahkan para santri.
“Setidaknya sudah 30-an buku yang telah kami bantu terbitkan dengan ber-ISBN maupun non ISBN. Jadi, selain melatih menulis, kami juga punya lini penerbitan”, kata Estu.
Lebih lanjut Estu yang juga guru peraih Innovative Asia Pasific Teachermenjelaskan secara administratif, Wedangjae baru setahun ini terdaftar di database Kesbangpol Kota Semarang.
“Namun sebagai sebuah komunitas ormas, kami tidak baru-baru amat. Sebab, Wedangjae didirikan tahun 2002 melalui sebuah diskusi Pro-Kontra RUU Antiterorisme di gedung Dewan Riset Daerah, kemudian mendapatkan legalitas hukum tahun 2018.” lanjut Estu.
Tidak lupa komunitas yang tahun 2008 pernah mendapat penghargaan dari majalah SWA sebagai Inspiring Community who Construct Society ini juga memberikan apresiasi kepada penyelenggara.
“Menurut kami, ajang Ormas Award ini positif sekali. Bukan pada kompetisinya, tapi lebih pada semangat berbenah dan memperbaiki diri komunitas atau Ormas sehingga menjadi lebih baik untuk memberikan layanan kepada publik”, ujar Doni.
“Ingin bergabung menjadi anggota Komunitas Wedangjae, dapat bergabung melalui pendaftaran sebagai anggota di situs https://wedangjae.or.id”, terang Dr. Panca Dewi, pegiat Wedangjae lainnya yang juga dosen prodi Bahasa Indonesia UNNES. ***